Film The Aviator


Resensi Film The Aviator


Howard Hughes (Leonardo DiCaprio) adalah seorang pengusaha sukses asal Texas. Dia adalah sutradara film—film epik besar pertama sejak jaman film bersuara, Hell’s Angels yang sempat mencetak film termahal dunia, dan film western pamer payudara, The Outlaw. Dia juga merupakan produser film—yang paling terkenal adalah Scarface versi asli tahun 1932 dengan sutradara Howard Hawks. Dan, kecintaannya terhadap penerbangan membuatnya dirinya bangga dijuluki Sang Penerbang. Film ini adalah mengenai karirnya yang penuh pertaruhan besar dalam perfilman maupun industri pesawat, kisah cintanya yang penuh petualangan, dan penyakit yang dideritanya.

The Aviator lebih bercerita tentang siapa itu Howard Hughes, bukan bagaimana pengaruh Howard Hughes. Satu bagian mengerikan ketika penyakit Hughes mulai kumat. Dia menyendiri dalam kamar yang ditempati dan mulai mengkhayal—satu monolog tentang susu yang terletak di kamarnya. Dia terlalu khawatir dengan kebersihan—walaupun dirinya sendiri tidak 100% higenis. Betapa tertekannya Tuan Hughes. Memiliki uang milyaran dollar tetapi tidak berani menyentuh gagang pintu. Terkadang, Saya jadi teringat dengan diri sendiri. Saya pernah selalu membawa sabun setiap kali pergi—untungnya Saya tidak cuci tangan sampai berdarah.
The Aviator adalah mengenai karir Hughes sebagai seorang sutradara. Dia membuat film pesawat perang dunia pertama Hell’s Angels selama dua tahun. Pesawat-pesawatnya sangat mahal dan yang memancing kontroversi bagi petinggi-petinggi studio, dia sudah memakai 24 kamera untuk adegan klimaksnya, dan masih perlu dua lagi! Untung filmnya sukses. Selanjutnya, The Aviator mulai memasuki konflik utama filmnya: penerbangan. Walaupun untuk selanjutnya, diperlihatkan masa Hughes saat memperjuangkan film western nakalnya, The Outlaw.
Hughes digambarkan sebagai pria ambisius, seorang penjudi besar—antara kaya raya dan jatuh miskin saja, dan penuh semangat remaja—ini masa-masa ketika Hughes remaja. Jiwa berpetualangnya itu memikat hati Katharine Hepburn. Diakui oleh mereka, jiwa seorang Hughes berbeda dengan Hepburn yang “hanya” seorang bintang film. Hubungan mereka tidak bisa berlangsung lama. Sampai Hepburn berpasangan dengan Spencer Tracy seperti yang kita ketahui bersama. Tidak semua orang juga suka sifat Hughes yang eksentrik dan playboy itu.
Sesuai judulnya, masalah terbesarnya datang dengan pertaruhan terhadap proyek besar-besarannya tentang model pesawat-pesawat penemuannya. Noah Dietrich (John C. Reilly) adalah banker Hughes. Hughes membayarnya lebih banyak agar Dietrich bekerja lebih keras. Sebenarnya Dietrich justru dipakai sebagai mesin penjawab dan kalkulator saja. Begitu juga dengan professor (Ian Holm), seseorang yang bertugas mencarikan awan untuk Hell’s Angels dan ikut memperjuangkan The Outlaw itu. Sebagai tokoh “antagonis” adalah Senator Owen Brewster (Alan Alda) dan ketua An Am, Juan Trippe (Alec Baldwin). Mereka berdua juga tampil bersinar. Merancang hotel terbang seperti Hercules itu membutuhkan perjuangan. Hughes. Hughes sempat dituduh mengambil keuntungan dari perang.
Satu hal yang sedikit mengganjal adalah endingnya. Hughes adalah tipikal orang kaya yang bukan orang kaya. Dia kerap mengulang-ulang omongannya dan akan sangat memalukan jika orang melihatnya seperti itu. Ini adalah film tentang siapa itu Howard Hughes. Bukan juga sebenarnya, apa yang dilakukan Howard Hughes.

 
Analisis Kasus
Disini, Howard tidak terlalu diceritakan masa lalunya, hanya di awal-awal film diperlihatkan seorang Howard kecil yang sedang dimandikan oleh ibunya, padahal anak tersebut bukan lagi anak kecil yang masih harus dimandikan oleh ibunya (late childhood). Saat menyabuni Howard kecil, Ibunya memberi sugesti kepadanya bahwa dunia luar itu jahat, dia tidak aman berada disana, dan ibunya selalu mengajari Howard mengeja kata “QUARANTINE”, pada saat membersihkan dirinya. Karena Howard dibesarkan dari keluarga yang terlalu mementingkan kebersihan, Howard tumbuh menjadi orang yang sangat higienis dan cemas apabila dirinya terkena kotoran.
Sekarang Howard adalah seorang produser sekaligus sutradara film sekaligus pembuat pesawat terbang. Dimana segala yang ia mau harus didapat dan apa yang ia kerjakan hasilnya harus sempurna. Semua karyawan Howard haruslah bersih, seperti memakai sarung tangan apabila sedang bekerja, dan apabila ada karyawannya yang terlihat tidak bersih, seperti seorang kakek yang ada dibagian kebersihan yang mempunyai kuku yang kotor, Howard tidak segan-segan untuk memecatnya. Howard sangat tidak suka dan jijik apabila melihat orang lain yang tidak memperhatikan kebersihan atau badannya kotor. Howard juga merasa sangat tidak nyaman jika harus bersentuhan dengan orang yang tidak ia sukai (musuh), apabila bersentuhan ia akan segera mencuci tangannya berulang-ulang kali dengan menggunakan sabun yang sama dengan sabun yang biasa ibunya pakai untuk membersihkan tubuhnya. Bahkan apabila ia membenci sesorang (putus dari kekasihnya), ia tidak segan-segan untuk membakar semua bajunya yang pernah disentuh oleh orang tersebut. Ia melakukan itu karena menganggap semua itu kotor, dan ia harus bersih dari kotoran-kotoran tersebut. Semakin ia merasa cemas atau merasa tertekan atas ketidakbersihan lingkungan disekitarnya, tingkah laku tersebut semakin menjadi yaitu terus mencuci tangan atau mengelap tangannya secara berulang-ulang, mengucapkan sesuatu secara berulang-ulang, atau pun mengeja kata “QUARANTINE” secara berulang-ulang, sampai-sampai ia harus menutup mulutnya sendiri.

Howard mempunyai gangguan OCD yang neurosis karena :
-          Ada kecemasan
-          Dia sadar tingkah lakunya itu konyol tapi tetap tidak bisa berhenti.
Segi Kognitif :
-          Obsesi                   : terobsesi dengan keadaan yang serba higienis.
-          Ritual kognitif      : mengucapkan sesuatu secara berulang.
Segi Motorik :
-          Ritual Motorik     : membersihkan badannya dan mencuci tangannya secara berulang.
-          Penghindaran Kompulsif : mengeja kata “QUARANTINE”.